Nama : Hengki Hermawan
NIM : 1205101050067
Tempat tgl lahir : Sikerabang, 25 Agustus 1993
Email : hengkihermawan93@gmail.com
No HP : 0857 6008 1893
Fakultas : Pertanian Universitas Syiah Kuala
Jurusan : Agroteknologi
Moto : Fighting Spirit
Cita - cita : Petani yang sukses
"Nyuhunkeun sagalana ka Gusti Allah"
Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman
PERSILANGAN TANAMAN
JAGUNG (Zea mays L.)
DISUSUN OLEH :
HENGKI
HERMAWAN
1205101050067
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prospek usaha tani jagung cukup cerah bila dikelola
secara intensif dan komersial kaepada agrobisnis. Permintaan pasar dalam negeri
dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun,
baik untuk memnuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan. Produksi dan kualitas
jagung dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi mutakhir (modern) yang
disesuaikan dengan agroekologi setempat.
Penyebarluasan teknologi budidaya, penerapan pasca
panen, dan seluk beluk usaha tani jagung dapat dilakukan melalui informasi
buku-buku praktek yang diperlukan oleh para peminat agribisnis jagung. Usaha
peningkatan produksi pertanian pada masa kemerdekaan dimulai dengan adanya plan
kasimo yang merupakan rencana tiga tahunan (1948-1950) dengan mendirikan Balai
Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD), Sasaran
pengembangan usaha tani jagung nasional adalah berswasembada jagung yang
bersifat “on trend” yaitu mengekspor bila terjadi surplus produksi dan
mengimpor bila produksi deficit. Disamping itu, pengembangan usaha tani dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusah, meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
nonpangan didalam negeri, serta mengurangi impor jagung. .
Rendahnya hasil rata-rata jagung nasional, anatara lain
disebabkan belum meluasnya penanaman varietas - varietas unggul dan
belum memperhatikan penggunaan benih berkualitas ditingkat petani, dan disamping itu,
pengelolaan tanaman dilingkungan budidaya tanaman jagung, misalnya teknik bercocok tanam,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
belum sesuai dengan paket teknologi maju yang berkembang di lapangan atau teknologi
penelitian para pakar dibidangnya, hal inilah yang menjadi latar belakang usaha
dalam upaya peningkatan produksi pertanian khususnya pertanian jagung di
Indonesia
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan persilangan jagung dari
varietas tongkol panjang yang disilangkan dengan varietas tongkol pendek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung termasuk
tanaman berumah satu, dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tetapi
terdapat pada satu tanaman. Malai merupakan rangkaian bunga jantan yang
terletak pada ujung batang. Malai bercabang-cabang, pada tiap cabang terdapat
deretan spikelet yang masing-masing terdiri dari sepasang bunga jantan. Tiap
bunga jantan mempunyai 3 kepala sari ( anther ), masing-masing menghasilkan
tepung sari sampai 12 juta butir. Tepung sari sangat lembut dan ringan sehingga
mudah tersebar oleh angin. Penyebaran tepung sari biasanya sejauh 6-15 m tetapi
dapat mencapai 800 m. Tongkol muda yang biasanya tumbuh pada ruas batang ke-6
sampai ke-8 dari pangkal, merupakan rangkaian bunga betina. Pada janggung muda
tersusun pasangan-pasangan bunga betina, tetapi hanya bunga disebelah atas dari
masing-masing pasangan yang terus hidup. Rambut jagung adalah putik yang
ujungnya bercabang dan penuh dengan bulu halus. Bulu halus jumlahnya semakin
berkurang mendekati pangkal. Untuk pembuahan, tepung sari tumbuh kedalam putik
melalui bulu tersebut. Satu tongkol hanya memerlukan paling banyak 800 - 1000
tepung sari. Bunga jantan masak lebih dulu daripada bunga betina ( protandri ).
Pada umumnya tepung sari mulai menyebar 1-3 hari sebelum rambut keluar dari
kelobot yang menutup.
Jagung adalah
tanaman menyerbuk secara silang. Penyerbukan terjadi terutama oleh bantuan
angin. Dilapang terjadi 97 % atau lebih penyerbukan silang antara tanaman satu
dengan yang lain.
Jagung (Zea mays
L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum
dan padi.
Klasifikasi tanaman jagung :
Kerajaan :
Plantae
Divisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia :
Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea
mays L.
Usaha perbaikan
kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan
tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau
keindahan serta keunikan. Hal ini juga yang menjadi alasan dalam persilangan
jagung. Dengan adanya persilangan, diharapkan tanaman jagungr persilanangn
memiliki kualitas yang lebih bagus, baik dari segi kealitas maupun
kuantitasnya.
Persilangan
merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan variasi genetik, bahkan
sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan. Pada
dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen dalam populasi.
Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan proses reproduksi
tanaman yang bersangkutan
Tanaman jagung merupakan tumbuhan semusim (annual).
Susunan tubuhnya (morfologi) terdiri dari akar, batang, daun bunga dan buah.
Perakaran tanaman jagung terdiri dari akar utama, akar cabang, akar lateral,
dan akar rambut. Sistem perakaran serabut yang berfungsi sebagai alat untuk
menghisap air serta garam-garam yang terdapat dalam tanah, berupa
mineral-mineral senyawa kimia yang mengeluarkan zat organic dari tanah dan alat
pernafasan. Batang jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas
bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung tidak bercabang. Panjang bantangh
jagung berkisar antara 60-300 cm (Rukmana, 1997).
Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang,
struktur daun terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun(ligula)
dan helaian mdaun. Mbagian permukaan daun berbulu, dan terdiri dari sel-sel
bulifor. Jumlah helaian daun bervariasi antar 8-48 helaian. Bunga jantan matang
terlebih dahulu 1-2 hari dari pada bunga betian. Buah jagung terdiri atas
tongkol, biji dan daun pembungkus. B iji jagung mempunyai bentuk , warna dan
kandungan endosperm yang bervariasi tergantung jenisnya. Biji jagung terdiri
atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm, dan embrio
(Hasym,2007).
Faktor-faktor
yang paling penting dalam penanaman jajgung antara lain sinar matahari, air,
hujan dan angina. Air yang memadai di daerah areal sekitar pertanian yang cukup
akan membantu biji, bunga, dan buah dalam proses pertumbuhan dan disertai hujan
yang relative optiamal. Keberadaan angin juga sangat penting didalam membantu penyerbukan.
Temperature untuk jagung berkisar antara 23-27 0C (Allard, 1992).
Tanaman jagung dapat hidup dengan pH berkisar antara
5,5-7,0. keasaman tanah sangat erat didalam pembentukan biji, buah serta
pertumbuhan tanaman. Jenis tanah yang baik untuk jagung berupa tanah yang
gembur dan remah-reamah. Tekstur tanah seperti lempung berdebu atau berpasir.
Disisni juga diperlukan aerase yang baik untuk meningkatkan peredaran udar
didalam tanah(Rukmana,1997).
Untuk tanaman jagung kemirigan tanah optimum adalah
5-8 %. Hal ini
dikarenakan kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat rendah. Pada daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 % kurang sesuai untuk penanaman jagung
(Warisno, 1998).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini
dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian universitas syiah kuala,
darussalam banda aceh, mulai tanggal 15 februari hingga 24 mei 2014
B.
Alat
dan Bahan
1. Tanaman jagung degan tongkol panjang dan tongkol pendek
2. Gunting
3. Kantung dari kertas semen (amplop)/kertas minyak untuk
menutup bunga jantan
4. Plastiks transparan ukuran ½ kg
5. Kantung dari kertas roti/kertas minyak untuk penutup
bunga betina
6. Klips
7. Label
C.
Cara
Kerja Persilangan jagung
1. Penutup
bunga betina
Sebelum slik (rambut) jagung keluar
dari tongkolnya, potong bagian ujung
tongkol, selanjutnya ditutup dengan plastik transparan .
tongkol, selanjutnya ditutup dengan plastik transparan .
2.
Penutup bunga jantan
Pada tassel yang baru muncul dari daun
benderanya dan bunganya belum
mekar di tutup dengan kantong semen (amlop)
mekar di tutup dengan kantong semen (amlop)
3.
Polinasi
a. Setelah
slik keluar 10 cm, kantung plastik di buka dari slik di potong sampai 2 cm di
atas bekas pemotong pertama
b. Ambil
polen dari bunga yang di inginkan
c. Serbukan
di atas slik sebanyak-banyaknya.
d. Di
tutup lagi (segera) dengan kantung yang di beri lebel
e. Polinasi
(penyerbukan) di lakukan beberapa kali (2 atau 3 kali) agar semua slik
terserbuki.
D.
Pelaksanaan
persilangan
1. Setiap
group (kelas) menyiapkan 4 bedeng , dimana terdiri
dari :
Bedeng
I :
ditaman benih jagung tetua 1, sebagai sumber polen
Bedeng
II :
ditanam benih jagung tetua 2, sebagai sumber polen
Bedegan
III :
di tanam benih jagung yang sama dengan tetua 1, sebagai induk betina dan di
silangkan dengan tetua 2
Bedengan
IV :
di tanam benih jagung yang sama dengan tetua 2, sebagai induk betina dan di
silangkan dengan tetua 1
2. Pelihara
tanaman sesuai dengan tehnik budidaya
3. Saat
sebelum tongkol keluar rambut (slik) lakukan kastrasi dan pengisolasian (ditutup
dengan plastik ) seperti yang di jelaskan di atas .
4. Bunga
jantan (tassel) di sungkup dengan kertas amlop
5. Bila
sudah anthesis ( bunga jantan matang ) lakukan polinisasi seperti yang di
jelaskan di atas .
6. Tutup
kembali tongkol yang sudah diserbuki
7. Ulangi
penyerbukan keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali
E.
Pengamatan
:
Lakukan pengamatan terhadap :
1. Umur berbunga
2. Tinggi tanaman pada saat
mulai berbunga
3. Panjang
tongkol
4. Diameter
tongkol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Praktikum
Tanaman jagung tongkol pendek
No
|
Parameter
Pengamatan
|
Awal
|
Hasil persilangan
|
1
|
Umur berbunga
|
-
|
65 hari
|
2
|
Tinggi tanaman saat mulai berbunga
|
-
|
205
cm
|
3
|
Panjang tongkol
|
16 cm
|
19 cm
|
4
|
Diameter tongkol
|
4 cm
|
5,2 cm
|
Tanaman jagung tongkol panjang
No
|
Parameter
Pengamatan
|
Awal
|
Hasil persilangan
|
1
|
Umur berbunga
|
-
|
60 hari
|
2
|
Tinggi tanaman saat mulai berbunga
|
-
|
215
cm
|
3
|
Panjang tongkol
|
16,5 cm
|
16,5 cm
|
4
|
Diameter tongkol
|
4,5 cm
|
3,5 cm
|
B. Pembahasan
Dari hasil
praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa pada tanaman jagung
dengan vrietas tingkol pendek diketahui umur pembungaan pada umur 65 hari
setelah tanam, tinggi tanaman saat mulai berbunga adalah 205 cm, diameter hasil
persilangan 5,2 cm, serta panjang tongkol hasil persilangan adalah 19 cm.
Pada persilangan
antara jagung tongkol panjang (tetua jantan) dengan jagung tongkol pendek
(tetua betina) ini dapat dikatakan berhasil, hal ini terlihat dari hasil yang
telah diperoleh melalui persilangan, yaitu bertambahnya baik itu secara panjang
tongkol, maupun secara diameter tongkol, dimana panjang tongkol awal sebelum
persilangan adalah 16,5 cm dan diameter sebelum persilangan adalah 4 cm, telah
menghasilkan diameter tongkol 5,2 cm dan panjang tongkol 19 cm.
Keberhasilan
penyerbukan pada tanaman jagung antara tetua jantan (tongkol panjang) dan tetua
betina (tongkol pendek) disebabkan oleh faktor tidaknya banyaknya tongkol yang
terbentuk, sehingga energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis terpusat
pada satu tongkol saja.
Pada tanaman jagung
dengan tongkol yang panjang malah mengalami kemunduran, dari hasil pengamatan
diketahui bahwa panjang tongkol yang dihasilkan adalah 16,5 cm, dan diameter
tongkol adalah 3,5 cm, hal ini mengalami kemunduran apabila dibandingkan dengan
sebelum mengalami penyerbukan silang, dimana panjang tongkol mencapai 16,5 cm
dan diameter tongkol yang mencapai 4,5 cm.
Berbagai hal
menyebabkan terjadinya masalah kemunduran hasil yang dicapai dari persilangan
ini, salah satu diantaranya yang paling menonjol adalah masalah jumlah tongkol
jagung yang terlalu banyak pada setiap batang, yang mencapai 8 tongkol, dengan
hal tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa energi yang dihasilkan daro proses
fotosintesis tidak hanya mengacu pada tongkol yang diserbuki secara silang
saja, melainkan terbagi pada tongkol – tongkol yang lainnya, hal inilah yang
menyebabkan terjadinya masalah kemunduran dari segi panjang maupun diameter
tongkol jagung tersebut.
Jika kita
bandingkan hasil yang dicapai antara kedua jenis persilangan tersebut, maka
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa persilangan antara jagung tongkol panjang
sebagai (tetua jantan) dengan jagung tongkol pendek sebagai (tetua betina),
menghasilkan tongkol yang jauh lebih baik, sementara bila kita menyilangkan
antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua betina) dengan jagung tongkol
pendek sebagai (tetua jantan) akan menghasilkan tongkol yang kurang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil
praktikum penyerbukan silang jagung yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Pada praktikum ini
usia tanaman jagung tongkol panjang untuk mencapai masa berbunga diperlukan
waktu 60 hari setelah tanam, sementara pada jagung tongkol pendek dibutuhkan
waktu sekitar 65 hari,
2.
Tinggi tanaman
jagung tongkol panjang saat tanaman mencapai masa berbunga adalah 215 cm
sementara pada tanaman jagung tongkol pendek, tinggi tanaman adalah 205 cm.
3.
Penyerbukan silang
yang dilakukan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua jantan) dengan
jagung tongkol pendek sebagai (tetua betina) menghasil tongkol jagung yang
lebih baik dari kedua tetuanya sebagaimana diperlihatkan dalam tabel hasil
pengamatan
4.
Penyerbukan silang
yang dilakukan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua betina) dengan
jagung tongkol pendek sebagai (tetua jantan) menghasil tongkol jagung yang
kurang dari kedua tetuanya sebagaimana diperlihatkan dalam tabel hasil
pengamatan.
5.
Pada persilangan
ini didapatkan hal yang luar biasa, dimana pada tanaman jagung bertongkol panjang
diketahui terdapat 7-8 tongkol yang terdapat pada setiap batang.
B.
Saran
Sebaiknya
praktikum dilaksanakan dengan sangat intensif dan hati – hati, karena dengan
kita semakin telaten dalam melaksanakan persilangan ini akan mendapatkan hasil
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Allard,
R.W., 1992. Pemuliaan Tanaman 1. Penerjemah
Manna. Rhineka Cipta, Jakarta.
Ø Hasyim,
H., 2007. Diktat Pengantar Pemuliaan
Tanaman. USU Press, Medan
Ø Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi
Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Aksara. Jakarta
Ø Makmur, A. 1999. Pemuliaan Tanaman
Bagi Lingkungan Spesifik. IPB Press.
Bogor
Ø Pai, A. C. 1992. Dasar-Dasar Genetika.
Erlangga. Jakarta.
Ø Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998.
Sayuran Dunia 1. ITB. Bandung
Ø Rukmana,
H. R. 1997. Usaha Tani Jagung.
Kanisius. Jakarta
Ø Warisno.
1998. Budidaya Jagung Hibrida.
Kanisius. Jakarta
0 comments:
Post a Comment