Saturday, June 7, 2014

Laporan Praktikum Hasil Persilangan Jagung


 Nama                  : Hengki Hermawan
 NIM                    : 1205101050067
 Tempat tgl lahir  : Sikerabang, 25 Agustus 1993
 Email                  : hengkihermawan93@gmail.com
 No HP                : 0857 6008 1893
 Fakultas              : Pertanian Universitas Syiah Kuala
 Jurusan               : Agroteknologi
 Moto                   : Fighting Spirit
Cita - cita             : Petani yang sukses

"Nyuhunkeun sagalana ka Gusti Allah"






Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman



PERSILANGAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)


DISUSUN OLEH :

HENGKI HERMAWAN
1205101050067

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang    
Prospek usaha tani jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial kaepada agrobisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memnuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan. Produksi dan kualitas jagung dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi mutakhir (modern) yang disesuaikan dengan agroekologi setempat.
Penyebarluasan teknologi budidaya, penerapan pasca panen, dan seluk beluk usaha tani jagung dapat dilakukan melalui informasi buku-buku praktek yang diperlukan oleh para peminat agribisnis jagung. Usaha peningkatan produksi pertanian pada masa kemerdekaan dimulai dengan adanya plan kasimo yang merupakan rencana tiga tahunan (1948-1950) dengan mendirikan Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD),  Sasaran pengembangan usaha tani jagung nasional adalah berswasembada jagung yang bersifat “on trend” yaitu mengekspor bila terjadi surplus produksi dan mengimpor bila produksi deficit. Disamping itu, pengembangan usaha tani dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusah, meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan nonpangan didalam negeri, serta mengurangi impor jagung. .
Rendahnya hasil rata-rata jagung nasional, anatara lain disebabkan belum meluasnya penanaman varietas - varietas unggul dan belum memperhatikan penggunaan benih berkualitas ditingkat petani, dan disamping itu, pengelolaan tanaman dilingkungan budidaya tanaman jagung, misalnya teknik bercocok tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, belum sesuai dengan paket teknologi maju yang berkembang di lapangan atau teknologi penelitian para pakar dibidangnya, hal inilah yang menjadi latar belakang usaha dalam upaya peningkatan produksi pertanian khususnya pertanian jagung di Indonesia
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan persilangan jagung dari varietas tongkol panjang yang disilangkan dengan varietas tongkol pendek



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Jagung termasuk tanaman berumah satu, dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tetapi terdapat pada satu tanaman. Malai merupakan rangkaian bunga jantan yang terletak pada ujung batang. Malai bercabang-cabang, pada tiap cabang terdapat deretan spikelet yang masing-masing terdiri dari sepasang bunga jantan. Tiap bunga jantan mempunyai 3 kepala sari ( anther ), masing-masing menghasilkan tepung sari sampai 12 juta butir. Tepung sari sangat lembut dan ringan sehingga mudah tersebar oleh angin. Penyebaran tepung sari biasanya sejauh 6-15 m tetapi dapat mencapai 800 m. Tongkol muda yang biasanya tumbuh pada ruas batang ke-6 sampai ke-8 dari pangkal, merupakan rangkaian bunga betina. Pada janggung muda tersusun pasangan-pasangan bunga betina, tetapi hanya bunga disebelah atas dari masing-masing pasangan yang terus hidup. Rambut jagung adalah putik yang ujungnya bercabang dan penuh dengan bulu halus. Bulu halus jumlahnya semakin berkurang mendekati pangkal. Untuk pembuahan, tepung sari tumbuh kedalam putik melalui bulu tersebut. Satu tongkol hanya memerlukan paling banyak 800 - 1000 tepung sari. Bunga jantan masak lebih dulu daripada bunga betina ( protandri ). Pada umumnya tepung sari mulai menyebar 1-3 hari sebelum rambut keluar dari kelobot yang menutup.
Jagung adalah tanaman menyerbuk secara silang. Penyerbukan terjadi terutama oleh bantuan angin. Dilapang terjadi 97 % atau lebih penyerbukan silang antara tanaman satu dengan yang lain.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.
  
Klasifikasi tanaman jagung :
Kerajaan : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan. Hal ini juga yang menjadi alasan dalam persilangan jagung. Dengan adanya persilangan, diharapkan tanaman jagungr persilanangn memiliki kualitas yang lebih bagus, baik dari segi kealitas maupun kuantitasnya.
Persilangan merupakan cara yang paling populer untuk meningkatkan variasi genetik, bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan. Pada dasarnya, persilangan adalah manipulasi komposisi gen dalam populasi. Keberhasilan persilangan memerlukan prasyarat pemahaman akan proses reproduksi tanaman yang bersangkutan
Tanaman jagung merupakan tumbuhan semusim (annual). Susunan tubuhnya (morfologi) terdiri dari akar, batang, daun bunga dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri dari akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran serabut yang berfungsi sebagai alat untuk menghisap air serta garam-garam yang terdapat dalam tanah, berupa mineral-mineral senyawa kimia yang mengeluarkan zat organic dari tanah dan alat pernafasan. Batang jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung tidak bercabang. Panjang bantangh jagung berkisar antara 60-300 cm (Rukmana, 1997).
Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang, struktur daun terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun(ligula) dan helaian mdaun. Mbagian permukaan daun berbulu, dan terdiri dari sel-sel bulifor. Jumlah helaian daun bervariasi antar 8-48 helaian. Bunga jantan matang terlebih dahulu 1-2 hari dari pada bunga betian. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. B iji jagung mempunyai bentuk , warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung jenisnya. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm, dan embrio (Hasym,2007).
   Faktor-faktor yang paling penting dalam penanaman jajgung antara lain sinar matahari, air, hujan dan angina. Air yang memadai di daerah areal sekitar pertanian yang cukup akan membantu biji, bunga, dan buah dalam proses pertumbuhan dan disertai hujan yang relative optiamal. Keberadaan angin juga sangat penting didalam membantu penyerbukan. Temperature untuk jagung berkisar antara 23-27 0C (Allard, 1992).
Tanaman jagung dapat hidup dengan pH berkisar antara 5,5-7,0. keasaman tanah sangat erat didalam pembentukan biji, buah serta pertumbuhan tanaman. Jenis tanah yang baik untuk jagung berupa tanah yang gembur dan remah-reamah. Tekstur tanah seperti lempung berdebu atau berpasir. Disisni juga diperlukan aerase yang baik untuk meningkatkan peredaran udar didalam tanah(Rukmana,1997).
Untuk tanaman jagung kemirigan tanah optimum adalah 5-8 %. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat rendah. Pada daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 % kurang sesuai untuk penanaman jagung (Warisno, 1998).



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian universitas syiah kuala, darussalam banda aceh, mulai tanggal 15 februari hingga 24 mei 2014
B.     Alat dan Bahan
1.      Tanaman jagung degan tongkol panjang dan tongkol pendek
2.      Gunting
3.      Kantung dari kertas semen (amplop)/kertas minyak untuk menutup bunga jantan
4.      Plastiks transparan ukuran ½ kg
5.      Kantung dari kertas roti/kertas minyak untuk penutup bunga betina
6.      Klips
7.      Label

C.    Cara Kerja Persilangan jagung
1.      Penutup bunga betina
         Sebelum slik (rambut) jagung keluar dari tongkolnya, potong bagian ujung
        
tongkol, selanjutnya ditutup dengan plastik transparan .
2.      Penutup bunga jantan
         Pada tassel yang baru muncul dari daun benderanya dan bunganya belum
        
mekar di tutup dengan kantong semen (amlop)
3.      Polinasi
a.       Setelah slik keluar 10 cm, kantung plastik di buka dari slik di potong sampai 2 cm di atas bekas pemotong pertama
b.      Ambil polen dari bunga yang di inginkan
c.       Serbukan di atas slik sebanyak-banyaknya.
d.      Di tutup lagi (segera) dengan kantung yang di beri lebel
e.       Polinasi (penyerbukan) di lakukan beberapa kali (2 atau 3 kali) agar semua slik terserbuki.

D.    Pelaksanaan persilangan
1.      Setiap group (kelas) menyiapkan 4 bedeng , dimana terdiri dari :
Bedeng I                     : ditaman benih jagung tetua 1, sebagai sumber polen
Bedeng II                    : ditanam benih jagung tetua 2, sebagai sumber polen
Bedegan III                : di tanam benih jagung yang sama dengan tetua 1, sebagai induk betina dan di silangkan dengan tetua 2
Bedengan IV              : di tanam benih jagung yang sama dengan tetua 2, sebagai induk betina dan di silangkan dengan tetua 1
2.      Pelihara tanaman sesuai dengan tehnik budidaya
3.      Saat sebelum tongkol keluar rambut (slik) lakukan kastrasi dan pengisolasian (ditutup dengan plastik ) seperti yang di jelaskan di atas .
4.      Bunga jantan (tassel) di sungkup dengan kertas amlop
5.      Bila sudah anthesis ( bunga jantan matang ) lakukan polinisasi seperti yang di jelaskan di atas .
6.      Tutup kembali tongkol yang sudah diserbuki
7.      Ulangi penyerbukan keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali

E.     Pengamatan :
Lakukan pengamatan terhadap :
1.      Umur  berbunga
2.      Tinggi tanaman pada saat mulai berbunga
3.      Panjang tongkol
4.      Diameter tongkol



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Praktikum
Tanaman jagung tongkol pendek
No
Parameter Pengamatan
Awal
Hasil persilangan
1
Umur berbunga
                   -           
65 hari
2
Tinggi tanaman saat mulai berbunga
-
205 cm
3
Panjang tongkol
16 cm
19 cm
4
Diameter tongkol
4 cm
5,2 cm

            Tanaman jagung tongkol panjang
No
Parameter Pengamatan
Awal
Hasil persilangan
1
Umur berbunga
            -           
60 hari
2
Tinggi tanaman saat mulai berbunga
-
215 cm
3
Panjang tongkol
16,5 cm
16,5 cm
4
Diameter tongkol
4,5 cm
3,5 cm

B.     Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa pada tanaman jagung dengan vrietas tingkol pendek diketahui umur pembungaan pada umur 65 hari setelah tanam, tinggi tanaman saat mulai berbunga adalah 205 cm, diameter hasil persilangan 5,2 cm, serta panjang tongkol hasil persilangan adalah 19 cm.
Pada persilangan antara jagung tongkol panjang (tetua jantan) dengan jagung tongkol pendek (tetua betina) ini dapat dikatakan berhasil, hal ini terlihat dari hasil yang telah diperoleh melalui persilangan, yaitu bertambahnya baik itu secara panjang tongkol, maupun secara diameter tongkol, dimana panjang tongkol awal sebelum persilangan adalah 16,5 cm dan diameter sebelum persilangan adalah 4 cm, telah menghasilkan diameter tongkol 5,2 cm dan panjang tongkol 19 cm.
Keberhasilan penyerbukan pada tanaman jagung antara tetua jantan (tongkol panjang) dan tetua betina (tongkol pendek) disebabkan oleh faktor tidaknya banyaknya tongkol yang terbentuk, sehingga energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis terpusat pada satu tongkol saja.
Pada tanaman jagung dengan tongkol yang panjang malah mengalami kemunduran, dari hasil pengamatan diketahui bahwa panjang tongkol yang dihasilkan adalah 16,5 cm, dan diameter tongkol adalah 3,5 cm, hal ini mengalami kemunduran apabila dibandingkan dengan sebelum mengalami penyerbukan silang, dimana panjang tongkol mencapai 16,5 cm dan diameter tongkol yang mencapai 4,5 cm.
Berbagai hal menyebabkan terjadinya masalah kemunduran hasil yang dicapai dari persilangan ini, salah satu diantaranya yang paling menonjol adalah masalah jumlah tongkol jagung yang terlalu banyak pada setiap batang, yang mencapai 8 tongkol, dengan hal tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa energi yang dihasilkan daro proses fotosintesis tidak hanya mengacu pada tongkol yang diserbuki secara silang saja, melainkan terbagi pada tongkol – tongkol yang lainnya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah kemunduran dari segi panjang maupun diameter tongkol jagung tersebut.
Jika kita bandingkan hasil yang dicapai antara kedua jenis persilangan tersebut, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa persilangan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua jantan) dengan jagung tongkol pendek sebagai (tetua betina), menghasilkan tongkol yang jauh lebih baik, sementara bila kita menyilangkan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua betina) dengan jagung tongkol pendek sebagai (tetua jantan) akan menghasilkan tongkol yang kurang baik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
          Dari hasil praktikum penyerbukan silang jagung yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada praktikum ini usia tanaman jagung tongkol panjang untuk mencapai masa berbunga diperlukan waktu 60 hari setelah tanam, sementara pada jagung tongkol pendek dibutuhkan waktu sekitar 65 hari,
2.      Tinggi tanaman jagung tongkol panjang saat tanaman mencapai masa berbunga adalah 215 cm sementara pada tanaman jagung tongkol pendek, tinggi tanaman adalah 205 cm.
3.      Penyerbukan silang yang dilakukan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua jantan) dengan jagung tongkol pendek sebagai (tetua betina) menghasil tongkol jagung yang lebih baik dari kedua tetuanya sebagaimana diperlihatkan dalam tabel hasil pengamatan
4.      Penyerbukan silang yang dilakukan antara jagung tongkol panjang sebagai (tetua betina) dengan jagung tongkol pendek sebagai (tetua jantan) menghasil tongkol jagung yang kurang dari kedua tetuanya sebagaimana diperlihatkan dalam tabel hasil pengamatan.
5.      Pada persilangan ini didapatkan hal yang luar biasa, dimana pada tanaman jagung bertongkol panjang diketahui terdapat 7-8 tongkol yang terdapat pada setiap batang.

B.     Saran
          Sebaiknya praktikum dilaksanakan dengan sangat intensif dan hati – hati, karena dengan kita semakin telaten dalam melaksanakan persilangan ini akan mendapatkan hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Allard, R.W., 1992. Pemuliaan Tanaman 1. Penerjemah Manna. Rhineka Cipta, Jakarta.
Ø  Hasyim, H., 2007. Diktat Pengantar Pemuliaan Tanaman. USU Press, Medan
Ø  Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropik. Aksara. Jakarta
Ø  Makmur, A. 1999. Pemuliaan Tanaman Bagi Lingkungan Spesifik. IPB Press. Bogor
Ø  Pai, A. C. 1992. Dasar-Dasar Genetika. Erlangga. Jakarta.
Ø  Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1. ITB. Bandung
Ø  Rukmana, H. R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Jakarta
Ø  Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Jakarta




  

 
 
  
   

0 comments: