Thursday, December 5, 2013

makalah pengendalian hama terpadu




Laporan Praktikum Pengelolaan Hama Terpadu



PERLAKUAN KONTROL TERHADAP HAMA
KEONG MAS (Pomacea ensularis canaliculata)



OLEH :


HENGKI HERMAWAN

  

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Di era sekarang banyak petani dalam melakukan pengendalian hama menggunakan pestisida dari bahan kimia yang bertujuan agar hama bias secara cepat musnah,namun hal ini menimbulkan pencemaran lingkungan yang tanpa disadari oleh petani,yaitu mengakibatkan residu yang dapat membahayakan lingkungan dan juga manusia itu sendiri, Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mempertahankan kecukupan pangan adalah melalui pengendalian faktor – faktor pembatas. Salah satu faktor pembatas yang terpenting adalah serangan hama penyakit. Keong mas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Saat ini keong mas (Pomacea sp.) berperan sebagai salah satu hama penting pada tanaman padi.
Di Aceh misalnya, keong mas telah menjadi hama utama, terutama pada areal sawah beririgasi. Tingkat serangan hama tersebut pun tergolong cukup tinggi. Serangan berat umumnya terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah 4MST. Pada tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan hingga jumlah anakan produktif menjadi berkurang. Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 4 – 7 hari (Pitojo, 1996). Disamping itu satu ekor keongmas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur selama satu siklus hidup (60 – 80 hari), dan masing – masing kelompok telur berisi 300 – 500 butir (Anonymous,1993). Seekor keongmas dewasa mampu menghasilkan 1000 -1200 telur per bulan (Anonymous, 1995).
Keong mas juga memiliki ketahanan tubuh yang sangat tinggi, misalnya pada saat musim kemarau, hewan tersebut mampu bertahan selama 6 bulan pada kondisi lahan yang sangat kering dengan bersembunyi didalam lumpur atau tanah sawah. Selain itu, penyebaran keongmas tergolong sangat cepat karena binatang ini mengikuti arus aliran sungai atau aliran irigasi. Setiap menetas, telurnya menyebar kesegala penjuru dengan memanfaatkan arus air yang mengalir sehingga penyebarannya menjadi sangat cepat.
Pestisida merupakan salah satu solusi didalam mengendalikan hama keongmas, namun penggunaan pestisida kimia memiliki banyak kerugian, salah satunya adalah resistensi, resurgensi dan residu racun yang dihasilkan. Untuk itu perlu dikaji ulang penggunaan bahamemiliki banyak kerugian, salah satunya adalah resistensi, resurgensi dan residu racun yang dihasilkan. Untuk itu perlu dikaji ulang penggunaan bahan – bahan alami yang bermanfaat dalam mengendalikan hama keong mas.

B.       Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan pestisida kimia dan hayati terhada hama keong mas. Dan diharapkan dari hasil praktikum ini dapat menjadi alternative baru yang efektif dan efisien untuk mengendalikan hama keong mas dan diterapkan oleh masyarakat.




BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA

            Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama (Sudarsono, 2006).

            Keong mas merupakan salah satu masalah utama dalam produksi padi.  Keong mas memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah.  Cangkang berbentuk bulat mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan telur. Seekor keong mas betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu dengan masa perkembang biakkan selama 3-4 tahun. Keong mas betelur pada pagi dan sore hari, telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan hari ke-60 keong telah menjadi dewasa dan dapat berkembang biak (Ruslan dan Harianto 2009). Klasifikasi Keong mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Animalia
Filum               : Moluska
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Mesogastropoda
Famili              : Ampullariidae
Genus              : Pomacea
Spesies            : Pomacea canaliculata
            Semua moluska bersifat hemaprodit kecuali keong mas. Keongmas jantan memiliki cangkang yang simetris antara sudut terluar tubuh dengan apex, sedangkan keongmas betina memiliki cangkang yang lebih besar antara sudut terluar tubuh dengan apex (www.litbang.deptan.go.id).
            Keongmas (Pomacea sp.) mempunyai kebiasaan memakan berbagai jenis tanaman yang lunak temasuk padi yang masih muda. Biasanya keongmas memarut pangkal batang yang berada dibawah air dengan lidahnya hingga patah, kemudian patahan yang rebah tersebut dimakan. Bila populasi keongmas tinggi dan air selalu tergenang, bisa mengakibatkan rumpun padi mati, sehingga petani harus menyulam atau menanam ulang. Beberapa tanaman nabati pun bisa digunakan sebagai pestisida nabati atau moluskisida untuk keong mas. Saponin, rerak, pinang, tembakau dan daun sembung cukup efektif sebagai moluskisida nabati.penggunaan bahan nabati sangat dianjurkan dilakukan sebelum tanam, karena pada saat itu keong mas akan terganggu daya makannya, sehingga kurang merusak padi yang baru tanam (www.ciptapangan.com).
           











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.      Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Hama Tanaman, jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Dimulai pada tanggal 29 – 31 Oktober 2013.

B.       Alat dan Bahan
a.      Alat
Ø  tabung kaca
Ø  gelas ukur
b.      Bahan
Ø  keong mas
Ø  kangkung
Ø  air

C.      Cara Kerja
Ø  Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Ø  Bersihkan tabung kaca dengan cara dicuci
Ø  Masukkan air sebanyak 2000 Ml kedalam tabung
Ø  Masukkan kangkung kedalam tabung sebagai pakan keong mas secukupnya
Ø  Masukkan keong mas kedalam tabung sebanyak 10 ekor
Ø  Amati keong mas apakah ada yang mati atau tidak selama 2 hari




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
no
Hari
Jumlah yang mati
1
19 jam dari awal praktikum
Tidak ada
2
43 jam dari awal praktikum
Tidak ada

B.       Pembahasan
Pada praktikum yang telah berlangsung selam 3 hari di laboratorium hama, didapatkan hasil bahwa dengan tanpa menggunakan bahan pestisida baik pestisida nabati maupun pestisida kimia, hama keong mas tetap dalam kondisi hidup selama masa praktikum, namun ada juga pada hari terakhir kondisi keong mas mulai mengalami kekurangan oksigen yang disebabkan oleh kecilnya tabung.

                                                                                                                    









BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Tidak ada keong mas yang mati selama masa praktikum, hal ini disebabkan karena percobaan hanya sebagai control saja.
Ø  Keong mas dapat dikendalikan populasinya dengan menggunakan pestisida kimia maupun nabati.
Ø  Hama keong mas memiliki daya tahan tubuh yang sangat tinggi sehingga dalam kondisi yang kekurangan air dan oksigen mampu mempertahakan dirinya.
Ø  Hama keong mas biasanya menyerang tanaman padi pada masa pembibitan atau pada anakan padi sehingga jumlah anakan menjadi terbatas.
                                                                                                                    

B.       Saran
Sebaiknya dalam praktikum ini kelompok control tidak perlu diadakan, karena hasil yang didapatkan bisa diterka, kemudian didalam pembuatan laporan praktikumnya juga akan sangat sulit untuk menyusun judul serta pembahasan dan kesimpulan, karena tidak ada perlakuan yang digunakan, alangkah baiknya jika control tetap ada namun bukan untuk satu kelompok agar perbandingan tersebut tetapa ada.






DAFTAR PUSTAKA

Ø  Anonymous, 1995. Pengendalian Hama Keong Mas. Liptan. Loka Pengkajian
          Teknologi Pertanian (LPTP). Banda Aceh.
Ø  http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/484/ diakses pada tanggal 4
         November 2013.
Ø  http://www.ciptapangan.com/files/downloadsmodule/@random4413d85398188/
         1213849556_buletin_service.pdf diakses pada tanggal 4 November 2013.
Ø  Pitojo, S. 1996. Petunjuk Pengendalian dan Pemanfaatan Keong mas. Trubus
          Agriwidya. Jakarta.
Ø  Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.

Ø  Sudarsono. 2006. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi,
         
Kendala, dan Strategi Pengembangannya.Perspektif Vol. 8 No. 2 /
          Oktober
20013. Hlm 115 – 176.

0 comments: