TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH
A. Persiapan Lahan
Dalam mempersiapkan lahan, yang
harus dilakukan adalah
1.
Pembersihan lahan
(bekas tunggak atau akar kayu yang dapat menyebabkan rayap atau jamur akar)
yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah.
2.
Pembuatan lubang
tanam yang biasanya disiapkan sejak bulan Juli sampai dengan September dan
ditutup pada bulan Oktober, tujuannya agar lubang dan tanah galiannya terkena
panas yang cukup lama. Ukuran (panjang, lebar, dan kedalaman) yang biasa
digunakan dalam pembuatan lubang tanam yaitu: (i) 60 x 60 x 60 cm, (ii) 80 x 80
x 80 cm, dan (iii) 1 x 1 x 1 m.
3.
Pada 2 minggu sampai 1 bulan sebelum tanam,
tanah diberi pupuk kandang yang telah menjadi tanah atau kompos sebanyak 5-10
kg/pohon.
4.
Untuk mengatur
kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup.
B. Penanaman
Penanaman dilakukan apabila semua
persiapannya, misalnya terasering telah baik, peneduh alam atau buatan telah
siap, lubang-lubang tanam yang memenuhi syarat telah ditutup kembali, serta
jarak tanam tanam telah ditentukan.
Jarak tanam yang biasa digunakan
pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung pada ketinggian dan kemiringan
tanah. Jarak tanam pada tanah datar 8 m x 8 m = 156 pohon dan pada tanah agak
miring minimal 6 m x 6 m = 256 pohon, atau dapat dibuat bervariasi 8 m x 6 m =
200 pohon, 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon. Bila terdapat
gangguan-gangguan yang dapat merugikan, jarak tanam dapat dibuat lebih rapat
lagi, misalnya 4 m x 4m = 625 pohon.
Penanaman cengkeh dilaksanakan pada awal musim hujan. Dalam penanamannya
dilakukan pula pola tanam campuran (polikultur) dengan sistem tanam pagar,
yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5 m
atau 14 m x 6 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman sela atau tanaman
campuran. Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum produktif
dan atau kurang produktif. Beberapa tanaman campuran yang dapat digunakan
antara lain: kacang tanah, kacang tunggak, jagung, dan tanaman lain kecuali
ketela pohon karena ketela pohon menyerap banyak garam-garam mineral dari dalam
tanah dan tidak dikembalikan sehingga sangat cepat mengurangi kesuburan tanah.
C. Pemeliharaan
Setelah bibit cengkeh ditanam ke
lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh,
pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang
diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis. Ada beberapa
tahapan pemeliharaan yang harus diperhatikan pada tanaman cegkeh, antara lain :
1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.
Ø
Penggemburan
Tanah dan Sanitasi Kebun.
a.
Tanaman cengkeh
yang berumur 1 – 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 – 30%
tanaman yang telah ditanam di lapangan mengalami kematian atau perlu
diganti/disulam karena berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah
bersaing dengan gulma, atau penyebab lainnya.
b.
Penggemburan
tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di cangkul dangkal (± 10
cm) sekurang-kurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus
sebagai persiapan pemupukan.
c.
Gulma atau
alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau
dengan penyemprotan herbisisda.
2. Pengaturan Naungan
Ø
Pada stadia awal
pertumbuhan, tanman cengkeh memerlukan naungan yang cukup. Ada dua nanungan
yang digunakan, yaitu:
a.
Naungan
buatan/sementara Dapat menggunakan daun nyiur yang dianyam, atau kepang dari
bamboo hingga umur 2 tahun.
b.
Naungan alami Sekitar
tanaman di kanan/kiri dan di belakang sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau.
Maksudnya untuk menahan teriknya sinar matahari, menahan angin dan mematahkan
jatuhnya hujan yang lebat. Pohon peneduh yang ditanam biasanya Theoprocia, Flumingia congesta, yang
bukan merupakan saingan akar.
c.
Naungan buatan
diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.
d.
Bila naungan
alami (pohon peneduh) sudah terlihat gelap harus segera dipangkas , pangkasan
dimasukkan ke dalam rorak (sebagai humus). Jangan memangkas pada musim kemarau
karena akan merugikan.
e.
Setelah tanaman
cengkeh mencapai umur 5 tahun naungan alami (pohon peneduh) sama sekali
dihilangkan, karena tanaman sudah tahan terhadap semua pengaruh dari luar.
3. Penyulaman
a.
Waktu penyulaman sebaiknya
dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian tanaman karena
kekurangan air.
b.
Bibit sulaman yang digunakan berasal dari
sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang telah
ditanam.
4. Penyiraman
a.
Pada awal pertumbuhan,
tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga pada musim
kemarau perlu adanya penyiraman. Setidak-tidaknya penyiraman dilakukan 2 – 3
kali sehari. Penyiraman dilakukan pada sore hari setelah pukul 15.00 karena
saat sore hari keadaannya sejuk dan tidak akan terjadi penguapan yang banyak
sehingga air dapat diserap oleh akar dalam jumlah yang banyak.
b.
Pada tanaman
dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim
kering.
6. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk
memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi cengkeh setelah
panen. Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman
cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk.
Pemupukan diberikan 2 kali dalam setahun,
yaitu saat awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan saat awal musim kemarau
(akhir musim hujan). Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik
(pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa
pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.
E. Pemanenan
Produk utama cengkeh adalah bunga,
yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar antara 60 – 70%. Waktu yang
paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga
timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandannya mekar dan warna bunga
menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan
mengkilat.
Pemungutan bunga cengkeh dilakukan
dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan ke dalam
kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga
atau galah dari bamboo, serta tidak merusak daun disekitarnya saat pemetikan.
Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta
minyak atsirinya.
Saat pemetikan bunga cengkeh yang
tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang
dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan
bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya rendah dan berbau
langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikannya lambat 9 bunga sudah mekar)
setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta
rendemennya rendah.
E. Pasca Panen
Sebelum dikeringkan, bunga cengkeh
dipisahkan dari tangkai atau gagang dan dikeringkan secara terpisah. Pada tahap
ini dilakukan pemisahan antara bunga cengkeh yang baik, bunga yang terlalu tua
dan yang terjatuh, setelah itu bunga cengkeh dikeringkan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan
menjemurnya di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan pengering buatan.
Bunga cengkeh yang akan dijemur dihamparkan pada alas tikar, anyaman bamboo
gribig) atau plastik, atau pada lantai jemur yang diberi alas plastic. Selama
proses pengeringan, cengkeh dibolak-balik agar keringnya merata. Proses
pengeringan dianggap selesai apabila warna bunga cengkeh telah berubah menjadi
coklat kemerahan, mengkilat, mudah dipatahkan dengan jari tangan dan kadar air
telah mencapai sekitar 10 – 12 %. Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar
matahari sekitar 3 – 4 hari. Cengkeh yang telah kering kalau disimpan tidak
akan susut beratnya dan tahan lama asalkan tidak terkena air.
Kualitas cengkeh
dapat dibedakan dan dinilai menurut:
Ø
Kekeringannya.
Ø
Persentase
kotoran (tangkai bunga dan daun-daun).
Ø
Persentase yang
tidak berkepala (sudah banyak yang mekar).
Ø
Persentase yang
muda.
Ø
Warnanya.
Produk olahan
yang dihasilkan dari komodoti cengkeh antara lain:
Ø
Untuk memberi aroma dan citarasa pedas pada rokok kretek khas Indonesia.
Ø
Untuk memberi aroma
dan citarasa khusus pada makanan dan minuman.
Ø
Untuk memproduksi
minyak esensial yang banyak digunakan dalam farmasi dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, S. 1999.
Mari Menanam Cengkeh. PD Nasional. Surabaya.
Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan
Agribisnis Cengkeh. Departemen Pertanian, Jakarta
Deptan. 2010. Teknologi Unggulan Tanaman Cengkeh Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Pedoman Teknis
Rehabilitasi Tanaman Cengkeh.
Kementrian Pertanian, Jakarta
Muhandas, R. W., D. A. Setyawati., S. Ernitawati., P.
Widyaningrum., N. D. Faradila. Mahasiswa n Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
AAK. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh.
Kanisius. Yogyakarta.
Perkebunan.<http://balittri.litbang.go.id/database/unggulan/bookletcengkeh>.
Diakses pada tanggal 16 November
2015.
0 comments:
Post a Comment